Jumat, 02 Desember 2011

Edisi Analogi

Pikiran yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur , semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk , semakin kencang pusaran. Merenung adalah menghentikan adukan. Dan membiarkan air berputar perlahan. Perhatikan partikel sabun itu turun satu per satu menyentuh dasar gelas. Dan… kini anda mendapatkan air jernih tersisas di permukaan. Seperti itulah pikiran kita, kadang ditengah rumitnya persoalan hidup, yang anda butuhkan adalah jeda untuk merenung sejenak dan sampai pikiran anda jernih kembali. Bukankah air yang jernih mampu meneruskan cahaya. Demikian halnya dengan pikiran yang bening.

Butiran mutiara indah hanya bisa tercipta bila kerang mutiara mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sekali ia membuka lebar-lebar cangkangnya, maka pasir dan kotoran laut segera memenuhi mulutnya. Inilah ibarat kekuatan anda untuk diam. Kebijakan seringkali tersimpan rapat dalam diamnya para bijak.

Pohon besar mampu menahan terjangan badai karena memiliki batang dan akar yang kokoh. Belasan tahun diperlukan untuk menumbuhkan dan melatih kekuatan. Bulan demi bulan, hujan menguatkan jaringan kayunya. Tahun demi tahun, pohon-pohon besar lain melindunginya dari terpaan hujan. Tak ada hitungan malam untuk mencetak sebongkah batang yang tegar. Tak ada hitungan siang untuk menumbuhkan akar yang kekar mencengkram bumi. Hanya dengan kesabaranlah, anda bisa meraih keberhasilan. Tumbuhkan kesabaran bukan sekedar kecepatan untuk meraih sukses.